Kamis, 09 Desember 2010

Menyikapi Pembatasan BBM Bersubsidi (Premium & Solar)



Rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan BBM Bersubsidi sontak membuat kaget dari banyak kalangan masyarakat, terang saja karena bahan bakar yang paling murah ini memang yang paling dicari oleh kebanyakan masyarakat kita.



tapi hingga artikel ini ditulis, skema bagaimana BBM Bersubsidi itu akan dibatasi, kenyataannya memang belum disah secara pasti bagaimana aturan mainnya.
Skema rencana pembatasan BBM Bersubsidi sebenarnya ada dua opsi yaitu :
Yaitu opsi yang menyebutkan bahwa BBM Bersubsidi hanya akan diberlakukan terhadap seluruh pemilik mobil berpelat hitam atau mobil pribadi, Sedangkan opsi kedua akan diterapkan kepada mobil pelat hitam produksi tahun 2005 ke atas.

Kenyataannya pembahasan antara kementerian ESDM dan DPR lebih kearah pada opsi pertama, karena pada pilihan opsi kedua akan terlihat lebih rumit untuk pelaksanaannya, sedangkan kalau kita lihat memang pembatasan BBM Bersubsidi lebih disasarkan pada kendaraan mobil berpelat hitam, kemudian untuk kendaraan roda dua, premium masih diijinkan untuk dikonsumsi oleh mereka yang menggunakan roda dua atau motor.

Oke sebenarnya apa sikap kita yang paling bijak dalam menanggapi isu ini, tanpa kita melihat opsi mana yang akan benar-benar akan dipakai pemerintah, karena kenyataannya memang BBM bersubsidi tetap akan dibatasi, cepat atau lambat.



Nah apabila BBM bersubsidi akan dibatasi, jadi bahan bakar apa yang bakalan kita pakai? Jawabannya adalah untuk mesin bensin menggunakan Pertamax – Pertamax Plus yang beroktan (Research Octane Number /RON) tinggi 92-95, sedangkan untuk mesin diesel akan disasarkan pada Pertamina Dex yang merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas ( HSD mempunyai cetane number 45 ).

Kita tahu lha bahwa kedua BBM non subsidi tersebut merupakan bahan bakar terbaik, yang secara kualitas memang lebih baik dari pada BBM subsidi, efeknya bahkan memang terasa pada saat kita memakainya, untuk pertamax misalnya memang mesin tidak akan menggelitik atau “gejala knocking” dapat ditekan , karena memang Pertamax sangat-sangat dianjurkan untuk mesin bensin dengan kompresi yang tinggi. Sedangkan untuk pertamina dex sangat dianjurkan pada mesin diesel modern mengingat gas buangnya yang sudah sesuai standar dunia (euro2) dan terkenal pada ke iritannya.

Terus bagaimana sikap kita terhadap ini? Ini semua tergantung anda, maksudnya apa yang jadi motivasi anda memakai kendaraan pribadi (khususnya anda yang menggunakan mobil plat hitam )? Karena nyaman dan aman, lebih prestise, praktis, jarak jauh, karena pekerjaan kita, atau karena anda sering membawa bawaan banyak, ya sebenarnya banyak hal yang memotivasi kita untuk menggunakan mobil, tidak melulu hanya ini saja.


Lalu hubungannya apa dengan motivasi dengan kebijakan ini? Ya sebenarnya adalah motivasi-motivasi kita memakai mobil, biaya atau “cost”nya akan membengkak karena kita harus dipaksakan untuk memakai BBM non Subsidi. Yup betapa tidak, kita akan ambil contoh kasus, apabila kita keseharian dengan menggunakan mobil bensin yang menggunakan premium hanya dengan biaya Rp. 50.000 atau sama dengan Rp. 50.000 dibagi harga premium saat ini Rp. 4.500/liter berarti konsumsi BBM kita adalah sekitar 11 liter/hari, bandingkan dengan konsumsi Pertamax dengan kisaran harga Rp. 6.900-an dengan konsumsi 11 liter/hari berarti kita harus mengeluarkan “cost” sekitar Rp. 75.900, ada kenaikan sebesar 50 % lebih dari sektor pembelian BBM kita.

Tapi apakah beban kita benar-benar naik? Hehehe, eit tunggu dulu apakah kita masih ingat dengan kualitas BBM non subsidi? Apakah anda lupa dengan ke-iritan BBM non subsidi, kalau dilihat contoh kasus diatas kemungkinan besar apabila anda menggunakan Pertamax, penggunaan BBM anda tidak akan melebihi dari 11 liter, pasti akan kurang dari 11 liter (mengingat iritnya menggunakan BBM non Subsidi pada mesin kendaraan anda), dan satu lagi adalah biaya perbaikan mesin mobil anda, BBM yang kurang berkualitas berpengaruh pada jalan mesin (terutama untuk mesin modern) ujung-ujungnya mobil lebih mudah rusak, sedangkan BBM yang berkualitas baik akan membuat performa mobil anda lebih baik, sehingga biaya perbaikan akan bisa kita tekan karena mesin lebih awet.




Balik lagi, ini semua tergantung anda karena kebijakan ini akan membawa plus minus bagi kita, yang paling penting adalah kita sebagai pengendara (khususnya mobil berpelat hitam) juga harus arif dan bijak apabila pemerintah benar-benar melaksanakan program pembatasan BBM subsidi, Ya semoga saja pemerintah dapat menghasilkan keputusan yang terbaik untuk rakyatnya. Sebagai penulis, penulisan artikel ini semata-mata hanya mengambil sudut pandang automotive saja, karena yang sudah-sudah tentang kebijakan tentang harga BBM ujung-ujungnya dikenaikan harga-harga yang lain-lain.

Argo Muhardito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar