Selasa, 11 Mei 2010

Cafta (China – Asean Free Trade Agreement) Bencana atau Peluang

worldAwal tahun baru 2010 adalah tantangan berat yang dihadapi oleh sebagian besar pengusaha Indonesia, karena apa ? karena awal tahun ini adalah dimulainya cafta yaitu kerjasama perdagangan bebas antar Negara China (RRC) dengan Negara – Negara Asean, kebijakan kerjasama ini intinya adalah perdagangan bebas Negara tersebut baik Negara china, atau Asean berhak melakukan perdagangan bebas dengan pembebasan tarif barang masuk hingga nol persen.

Ironis bukan, china adalah salah satu Negara kuat di dunia dengan Industri manufaktur yang sangat kuat sehingga mengakibatkannya menjadi Negara pengekspor barang industri terbesar di dunia. Kita bisa lihat produk-produk china yang membanjiri pasar Indonesia, diawali dengan dekade tahun 2000 awal produk motor cina mulai masuk ke pasar Indonesia, (walaupun sebenarnya produk mereka sudah lama masuk) bahkan sampai menyaingi produk yang sudah ada. Kemudian apakah kita yang notabene adalah Negara berkembang, apakah bisa menyaingi mereka (Negara cina).Rajut

Pertanyaan besar muncul di antara pegusaha-pengusaha Indonesia, saya yakin mereka merasa pesimis dengan makin banjir produk cina kepasaran Indonesia, karena keuntungan produk cina adalah karena harganya yang murah. Sedangkan produk local dirasa lebih mahal dikalangan konsumen Indonesia, dengan demikian produk asal cina akan lebih banyak dibeli ketimbang produk local.

Ini lah yang terjadi pengusaha-pengusaha penghasil produk local terlihat panik, kita bisa maklumi itu karena, murahnya produk-produk cina, tapi saya merasa itu bukan halangan untuk membuat Negara kita untuk maju, karena apa? Banyak orang merasa produk cina memang lebih murah tapi sebenarnya produk cina yang beredar saat ini banyak yang memiliki kualitas yang sangat buruk.

Inilah yang bisa yang menjadi dasar kekuatan bagi produk-produk kita, terutama untuk produk untuk kebutuhan personal, seperti produk fashion, kerajinan tangan, pernak-pernik, dan lain-lain. Disektor tersebut produk cina memiliki kualitas yang sangat buruk, kita bisa melihat dengan produk batik, bahkan batik yang diagung-agungkan milik bangsa kita, mereka (cina) sudah dapat membuatnya, terlihat batik produk cina memiliki bahan yang sangat jelek, kasar, mudah luntur warnanya, benar-benar kualitas yang buruk (red: karena saya penggemar batik) disinilah produk batik, oke produk cina boleh memegang kendali atas harga murah, tapi disinilah kita memegang kendali atas standar produk yang bagus, karena memang produk batik adalah produk asli bangsa kita.

BatikKemudian bagaimana dengan produk industri besar yang notabene bukan produk asli bangsa kita? Untuk kasus ini, saya akan mengambil contoh produk motor cina yang awal dekade 2000 sempat beredar, saya ingat betapa rakyat Indonesia sangat tergiur dengan murahnya produk motor, dengan model yang hampir sama, konsep mesin yang hampir sama pula, hanya kualitas yang benar-benar sangat buruk, terlihat keawetan pemakaian produk ini tidak lebih dari 2 s/d 3 tahun saja dalam arti lain produk motor cina lebih gampang rusak karena diakibatkan kualitas spareparts yang sangat buruk (red. Pengalaman ini berdasarkan testomoni rekan-rekan penulis yang memakai produk motor cina).

Jadi apabila dibandinkan merek jepang yang sudah lama beredar produk motor cina memang sangat jauh, namun sayangnya produk motor jepang tersebut bukan milik kita, tapi kita tidak usah khawatir, dengan ini kita bisa melihat skema dari kualitas produk cina, bahkan tidak Cuma itu kok, saya pernah mendengar dan membaca tentang produk-produk plastic atau melamin, susu, yang banyak dilarang oleh Negara-negara pengimpor produk cina dikarenakan penggunaan bahan yang berbahaya, sehingga berbahaya bagi kesehatan.
Ini lah kekuatan sebenarnya bagi para pengusaha kita, dengan tidak melulu terpengaruh jargon-jargon tentang produk murah akan disenangi dan dibeli oleh konsumen, saran saya adalah peningkatan kualitas produk lokal, karena apa ? konsumen saat ini tidak bodoh kok, untuk segmen menengah keatas jaminan kualitas produk memang perlu diperhatikan

Cuma apakah ini berlaku bagi segmen bawah dengan konotasi bahwa yang penting murah ? oke saya merasa setuju, Cuma untuk produk untuk kalangan konsumen bawah, jangan lupa dengan factor kualitas produk, memang akan menjadi mahal untuk produk local dengan kualitas baik dengan dibandingkan kualitas buruk yang murah, tapi saya yakin masyarakat bawah akan mengerti dan sadar mengenai dampak karena memakai produk dengan kualitas rendah, mereka akan juga berkalkulasi dengan biaya-biaya tambahan akibat memakai produk dengan kualitas rendah, karena akan selalu ada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk produk dengan kualitas rendah
Contohnya : lebih sering membeli karena rusak, tidak sesuai dengan standar sehingga tidak bisa digunakan, berbahaya bagi kesehatan, dan lain-lain.Ekspor

Ada satu hal lagi yang perlu didengungkan yaitu kecintaan atas produk dalam negri, saya rasa mengenai adanya CAFTA ini, pemerintah juga tidak buta kok, saya yakin mereka akan mengembangkan program-program pemerintah yang berupa pengembangan produk dalam negri, baik itu pergelaran pameran produk local, kredit bagi pengusaha local, ataupun penyuluhan-penyuluhan mengenai pengembangan diri bagi para pengusahawan local. Nah ini lah yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha kita.




Penulis : Argo Muhardito (22/03/10)
Gambar : diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar